Kamis, 30 Oktober 2008

Kehebatan dan Kelemahan Novel Laskar Pelangi

Ditulis dalam Uncategorized by boedhimargono di/pada Oktober 23rd, 2008
Kehebatan novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata sangatlah jelas dan diakui oleh banyak orang. Kehebatan-kehebatan itu patut diapresiasi oleh siapa saja para penikmat sastra baik tua atau muda. Karya itu demikian indah, bisa membuat kita menangis dan tertawa. Meski cara tuturnya kadang bertele-tele dan bombastis dan hiperbolik, namun kita seakan dipaksa untuk tidak beranjak pergi saat membacanya. Kita seperti dihipnotis untuk terus dan terus membacanya. Bisa jadi memang karya itu memiliki kualitas hipnose. Jadi kita perlu sangat mewaspadainya.

Namun ada satu kelemahan penting yang harus diwaspadai oleh para pembaca. Hal ini agar mereka tidak terpengaruh oleh satu ide yang ada di dalamnya. Ide itu adalah ide tentang teori kreasionisme (penciptaan). Ide teori kreasionisme (penciptaan) merupakan kebalikan dari teori Evolusionisme. Ide itu sungguh antik karena meski demikian minim bukti tetapi pemujanya demikian militan. mereka diamini oleh kelompok-kelompok puritan religius yang merasa terancam oleh keberadaan teori Evolusi.

Salah satu pemikir yang amat militan dalam membela dan mengkampanyekan ide kreasionisme itu adalah Harun Yahya dari Turki. Tulisan-tulisan Harun Yahya itu demikian berbahaya karena memutarbalikkan fakta demi kepentingan konservatifisme dan fasisme. Di dalamnya elemen-elemen kebencian kepada renaissance demikian mendalam. Oleh sebab itu kita perlu melihat teks-teks harun Yahya itu sebagai teks patologis seorang penderita penyakit kejiwaan, sama seperti teks Mein Kampf karya Adolf Hitler.

Evolusionisme sebagai sebuah ilmu yang eksperimental dan telah mendapatkan demikian banyak bukti fisik yang sangat kuat dan canggih, selama ini selalu saja diserang dan digugat secara serampangan dan tidak fair oleh kelompok pemercaya teori Kreasionisme (Penciptaan). Di lingkungan sosial Indonesia saat ini masih sulit dan kurang sopan untuk dalam kehidupan sehari-hari menjelaskan teori evolusi kepada masyarakat awam. Kita bisa mendapatkan kesulitan sosial karenanya. Dalam kenyataannya roda kehidupan sosial kita masih demikian kuat dicengkeram oleh para konservatif dan puritan.

Di Indonesia teori kreasionisme kini mendapatkan angin segar kearena menguatnya ideologi konservatif agama. Jika semakin banyak orang kemudian terpikat dan terbohongi oleh teori penciptaan, maka bisa saja di masa mendatang teori Evolusi akan mendapatkan kesukaran untuk bisa diajarkan di sekolah-sekolah formal. Jika demikian halnya yang terjadi maka akan terjadi kemerosotan yang tidak terhingga dari kehidupan ilmiah pengetahuan Indonesia. Indonesia bisa semakin terpuruk menjadi negeri yang primitif dan barbar.

Kaum sekuler harus selalu mewaspadai semangat konservatif itu dan perlu berhati-hati dalam menjelaskan hal itu kepada orang-orang terdekatnya. Jangan sampai orang-orang terdekat kita terpikat dan tersihir jiwa dan fikirannya oleh keindahan berbahasa Andrea Hirata sehingga pada akhirnya kemudian mengamini teori Kreasionisme (Penciptaan). Jangan sampai kita kehilangan nalar hanya karena keharuan emosional saja.

Membaca novel Laskar Pelangi (dan juga lanjutan-lanjutannya seperti Edensor dll) sah-sah saja karena memang sebagai sebuah karya sastra ia bernilai baik dan sangat membuai. Muatannya tentang pentingnya pendidikan, kesederhanan, kebersamaan, dan lain-lainnya patut diapresiasi dengan baik. Namun kekeliruan ideologis Andrea Hirata dan keberfihakannya pada teori Kreasionisme (Penciptaan) harus dijelaskan secara baik dan argumentatif kepada orang-orang terdekat kita. jangan sampai anak atau cucu kita menjadi pengikut teori Kreasionisme. Karena sakali mereka terpikat oleh teori Kreasionisme (Penciptaan) maka mereka dengan mudah bisa pula terpikat kepada ideologi-ideologi konservatif yang lain seperti moralitas, norma perilaku sosial, hukum, politik, kenegaraan, dan sebagainya. Jangan sampai sihir keindahan Andrea Hirata menjadi jalan masuk bagi kelompok fundamentalis agama dalam mempengaruhi fikiran orang muda.

Sebenarnya mudah saja mendebat para pempercaya kreasionisme. Kenaifan dan kebekuan jiwa mereka dalam menerima fakta-fakta ilmiah tentu saja mudah dijawab dengan berbagai bukti yang sedemikian pastinya. Namun sayangnya di Indonesia orang-orang masih terikat kepada keyakinan-keyakinan religius yang konservatif. Hal itulah yang menghalangi orang-orang untuk mudah menyatakan bahwa teori Evolusi memang benar adanya. Jika orang percaya pada keyakinan itu, maka seakan warna merah bisa kelihatan seperti warna hijau dan warna hijau bisa kelihatan sebagai warna merah. Benar bisa kelihatan salah, dan demikian sebaliknya. Dan hal itu sangatlah merepotkan karena seakan-akan orang itu kemudian tidak bisa lagi melihat realitas secara normal. Kita kemudian tidak bisa lagi berdialog wajar dengan mereka tentang ideologi kreasionisme itu. Bukti-bukti menjadi tidak berarti lagi. Hati dan fikiran mereka sudah tertutup rapat terhadap realitas.

Oleh karena itu maka kita perlu melakukan kerja keras dalam membendung semakin berkembangnya semangat puritanisme dalam sendi-sendi kehidupan bangsa kita. Termasuk di dalamnya tentang teori kreasionisme. Seharusnya para pemercaya teori evolusi harus mampu juga untuk menciptakan karya sastra yang seindah karya Andrea Hirata.

Saat ini kita melihat fenomena karya sastra yang antik seperti Ayat-ayat Cinta yang demikian indah namun juga memuat ide-ide yang berbahaya seperti poligami. Kebejatan poligami bisa dibungkus oleh keindahan dan keharuan yang bersimbah airmata, sehingga nalar kita bisa tertutup dan terbius oleh hipnotis keindahan yang mengharu-biru itu. Oleh karena itu maka bangsa ini harus semakin meningkatkan kualitas nalarnnya lewat pendidikan logika sejak usia dini. nak-anak sekuler juga perlu diajari juga untuk mampu membuat karya sastra sekuler dan pro teori evolusi secara baik juga. Sehingga pada akhirnya di masa depan para pemikir sekuler bisa lebih banyak berkiprah membangun jiwa bangsa ini.

Sekali lagi selalulah waspada, dan gunakan lebih banyak nalar dalam melihat realita.

Tidak ada komentar:

SiteSearch Google

Google