Selasa, 20 November 2007

Fungsi Air, Api, dan Garam dalam Meditasi

Fungsi Air, Api, dan Garam Dalam Praktek Meditasi Tanpa Pembimbing
Oleh Boedhi Margono
tentor Yoga aliran Merah Hitam

Para ahli dan pengajar meditasi modern jarang sekali membahas fungsi air dan api dalam latihan-latihan pada para pemula dan praktisi pencari. Para ahli dan guru tersebut lebih berpatokan dan mengandalkan pada teknik, metode, dan juga kepasrahan dari para murid pada keunggulan dan kecocokan sistem meditasi yang mereka pelajari tersebut. Hal ini merupakan bentuk kesombongan yang amat fatal dari para senior, yang justru sangat membahayakan kelangsungan keamanan fisik dan mental para praktisi meditasi mula tersebut.
Ketaklukan tersebut memuat orang menjadi penakut. Seorang penakut tidaklah pernah salah, karena yang bersalah adalah mereka yang membuat takut. Namun seorang penakut harus dibantu, oleh sebuah gerakan pembela kaum penakut. Itulah fungsi yoga merah hitam, yang melindungi para penakut. Dengan kesalahan tersebut, maka pergerakan karma dan ketetapan takdir menjadi tak terbantah dan terbatasi lagi. Dengan pengacauan sistem ketakutan, dimana ketakutan yang diketemukan dalam semua mahluk dirubah dalam upacara-upacara, dalam kemabukan-kemabukan, dalam api, air, dan garam, maka gerakan fasis kaum patriak akan tereliminasi dalam sesaat.
Kita lihat fakta-fakta: Efek-efek negatif yang dialami oleh para praktisi awal yoga dan meditasi, selalu saja disebut dan dipandang sebagai buah hasil dari ujicoba teknik yang ilegal dari sang murid tanpa persetujuan guru, kekotoran batin para pelajar, ketidaksucian badani karena besarnya nafsu-nafsu, beban karma masalalu, mencoba-coba teknik tanpa inisiasi dan bimbingan dari guru agung, dan sebagainya. Pada intinya yang cenderung disalahkan adalah para pemula tersebut. Kaum bayi disalahkan. Kaum tua menuai tepuk tangan.
Sebaliknya dalam berbagai laporan investigasi tim yoga merah hitam, banyak diketemukan dan disebutkan tentang ketidakkompetenan guru, guru-guru palsu yang sesungguhnya tidak ahli, dan sebagainya. Anehnya, percekcokan dari berbagai elemen politis religiuslah yang membubungkan varian tuduhan ketidakkompetenan, tuduhan dukun palsu, bejat, dan sesat, serta berbagai elemen humiliasi religius lainnya. Artinya kaum pelajar hanya menjadi pion belaka dari pertarungan kaum kapitalis gaib itu. Kaum tua yang haus tepuk tangan, para tetua dan guru yang rindu dan puas akan ketakutan orang lain. Sekali lagi para bayi disuruh merangkak kesana-kemari sesuai keinginan para dewasa. Para pelajar itu menjadi kayu bakar bagi anglo masak para ahli ilmu meditasi. Aliran yoga merah hitam tentu saja tak ingin terlibat dalam keruwetan tersebut, ataupun bersaing memperebutkan murid dan mewariskan ilmu-ilmu meditasi, yang sesungguhnya haruslah bersifat gratis dan open source.
Hal-hal tersebut mengindikasikan bahwa segala macam teknik pewarisan keahlian meditasi serta pencapaiannya adalah efek langsung dan tak terbantah dari hukum kebenaran linier pewarisan kesucian dan kekuatan yang bersifat diskriminatif dan kolonialistik. Sebuah sikap kapitalistik religius. Secara hampir mutlak, kapitalisme tersebut membawa mereka semua pada arus jahat yang mendompleng perjalanan religiositas manusia. Para pembantai menjadi hadir dan direstui, dan membuat lingkaran tak tertemus jejaring konspirasi para pemodal dan pialang alam gaib.
Pembantai dan kaum serakah seperti itu tak layak meneruskan pembantaian yang lebih panjang dan luas lagi. Jalan keluarnya adalah dengan revitalisasi kreatifitas kekanak-kanakan kita. Seorang anak kecil lebih butuh mainan, pelukan, dan makanan dibandingkan aturan-aturan ketat ritus menuju kematian. Seperti kita ketahui bersama, pembantaian yang sah dan perlu hanya diperlukan untuk mengatasi pembantaian yang lebih lanjut dan lebih besar. Hal ini yang tidak difahami oleh para guru yang terlanjur haus murid dan pengikut, sehinga lupa kodratnya sebagai pemuja dan pejuang kebebasan. Hal ini karena kebebasan dinilai jelek dan kotor, dan juga merusak. Hal tersebut sungguh merupakan keyakinan fasistik yang mengenaskan. Tak selayaknya perjalanan kebajikan dikotori oleh mimpi-mimpi kekuasaan seperti itu.
Meditasi menurut saya pada awalnya adalah suatu upaya pembebasan, dan tentunya memerlukan hasil yang membebaskan pula. Koridor-koridor kebenaran dan keabsahan rentetan pewarisan resmi, kehebatan guru yang mumpuni, disiplin teknik tingkat tinggi, ketekunan, dan segala tetek bengek aparatus pendukung kekuasaan sistemik meditasi lainnya sesungguhnya menjauhkan guru dan muridnya dari kebebasan. Akhirnya tak ada seorang pun di antara mereka yang berhasil menjadi kanak-kanak kembali. Menyedihkan sekali bukan?
Tentu saja saya berseberangan pendapat dengan harapan akan nilai-nilai kebenaran itu. Justru memang mimpi kebenaran, kesucian, kekuasaan, dan fasisme-lah yang mendasari segala sistem pewarisan legal yang mematikan kreatifitas tersebut. Jika demikian halnya, memang selayaknya perjalanan pencapaian keahlian ilmu meditasi yang melalui sistem guru-murid dalam artian tradisional harus sekuat tenaga dihambat oleh kita semua.
Saya menawarkan sebuah jalan keluar yang memudahkan seorang pelajar meditasi untuk bisa sedikit membebaskan dirinya dari beban untuk menuruti segala keinginan gurunya. Kalau bisa, peranan guru harus dihilangkan sama sekali, toh sebenarnya para pelajar meditasi aman menjalani teknik-teknik yang mereka sukai walaupun bentuknya segila apapun. Kekacauan fikiran oleh sebab meditasi adalah bentuk pencerahan kecil. Mitos tentang jalan tunggal kesucian adalah kekeliruan panjang yang dipelihara oleh kaum fasis. Fasis tersebut menyaru dalam bentuknya yang tradisional maupun modern, dalam bentuk segala macam otoritas baik profan maupun religius. Dalam masa yang penuh informasi seperti zaman ini, maka mitologisasi tentang peran agung dan suci para patriak harus dirobohkan.
Seorang yang ingin menularkan kemampuan dan keahliannya selayaknya tak lagi menyebutkan dirinya selaku guru, namun hanya selaku narasumber yang gemar berbagi ilmu dengan siapa saja yang memperjuankan kebebasan. Koridor kebebasan tersebutlah yang perlu menjembatani antara mereka yang ahli dan mereka yang belum ahli, yang mengetahui dan mereka yang haus akan pengetahuan. Karena dalam realitas modern, maka sharing ilmu secara bebas dan setara adalah sebuah keniscayaan bagi suatu masyarakat yang sehat dan kuat. Termasuk di dalamnya adalah masyarakat religius.
Seorang yang ingin mempelajari dan mempraktekkan suatu teknik meditasi kini hanya perlu bisa membaca, mengoperasikan komputer, mengakses internet, serta seorang yang iseng dan suka mencoba-coba. Ia juga seorang yang tidak takut kualat, serta suka mengorek berbagai informasi seperti seorang agen rahasia atau pencuri. Tanpa adanya kualitas pencuri, maka pencerahan seseorang praktisi meditasi adalah mustahil.
Tersesat tidaklah menjadi masalah. Karena kesesatan yang bebas justru menjadi rendaman arak karma yang memadai untuk perkembangan pencerahan di masa depan. Pencerahan adalah bentuk dari pengertian akan pengalaman kesesatan yang disadari dan dialami secara penuh. Tanpa kesesatan yang berkelanjutan dan berbagai arah, maka tidak ada pencerahan yang berkelanjutan dan meluas pula.
Lantas bagaimana agar para praktisi meditasi bebas belajar dan mempraktekkan cara-cara mereka? Apakah mimpi-mimpi gila boleh dan sah dilaksanakan tanpa kita berubah menjadi gila dan berbahaya bagi publik? Tentu saja jawabannya adalah, kalau berlatih meditasi, maka sebisa mungkin kita berniat untuk tidak mencapai apa yang kita inginkan. Dalam satu istilah modernnya, perlu ada sebuah proses pengingkaran terhadap niat dan tujuan. Dengan adanya peningkaran terus menerus itu, maka kita akan selalu terfokus pada proses, dan juga penemuan-penemuan. Kebiasaan selaku seorang praktisi laboratorium adalah penting. Kita adalah kelinci percobaan sejarah, dimana kita juga menjadi peneliti laboratnya.
Jika anda menginginkan sesucian, maka jangan inginkan kesucian. Inginkan saja kesaktian, karena kesaktian ada dalam proses menuju pencerahan. Jika anda ingin kesaktian, maka bayangkan saja anda menginginkan adanya kekayaan, karena kekayaan bisa membeli apa saja, termasuk kesaktian. Dan sebagainya. Jika anda ingin menjadi guru, maka bayangkan anda ingin menjadi seorang pencuri, karena ilmu sejati haruslah ditemukan dalam segala relung dunia yang disembunyikan rapat oleh para kapitalis ilmu.
Untuk bisa meninggalkan guru meditasi anda, maka anda memerlukan 3 elemen penting yang harus ada saat anda berlatih meditasi mandiri, yaitu Air, Api, dan Garam. Artinya sediakan satu gelas air didepan anda, api lilin atau dupa atau obat nyamuk bakar bau harum, dan garam barang sejumput dua jumput. Sediakan di depan anda dengan khidmat dan penuh gairah. Lebih baik lagi jika anda letakkan ketiganya di atas meja di depan anda, dalam ruangan temaram, dengan segala piranti tambahan sesuai selera anda.
Ketiganya melambangkan dan menguatkan nafsu kita. Empat nafsu yang sakti. Kenapa kita perlu berselera seperti lapar atau nafsu? Pada dasarnya setiap orang yang berlatih meditasi melalui jalan yang relatif tepat. Dan harus diakui hal-hal tersebut bersifat keduniawian dan penuh hawa nafsu. Secara naluriah oran berlatih meditasi dengan cara melatih nafas, memasuki alam kehendingan alfa, dan pemusatan fikiran secara bersamaan dan keseluruhan. Itulah bentuk nafsu yang harus kita kenali dan kita amini.
Tentu saja ada berbagai macam varian nafsu, tetapi ketiga elemen itu merupakan elemen dasar yang selalu saja dialami baik oleh praktisi nafsu awal maupun lanjut. Demikianlah hal itu menjadi semacam candu yang perlu, seperti juga adanya alkohol yang perlu juga dalam seuah upacara tingkat tinggi yang lebih lengkap. Oleh sebab itu maka keyakinan akan pentingnya keberadaan guru tidaklah selalu tepat, apalagi zaman sekarang dimana semua orang bisa mencari berbagai metode baik yang dahulu dianggap rahasia dan ditutup-tutupi, maupun yang dikenal umum secara terbuka. Internet menjadi alat pencerahan yang lebih baik dibandingkan manusia yang lainnya, walau sehebat apapun ia.
Air selalu hadir dalam nafsu. Nafsu selalu membuat air liur menalir keluar, lendir-lendir bergolak cepat. Api nafsu juga membuat panas tubuh kita meningkat, mata menjadi melotot, dan jantung berdegup kencang. Sementara garam membuat segala sesuatu yang ada menjadi berubah nikmat, walau itu hanya seonggok tai.
Zaman kini segalanya serba terbuka, sehingga sudah terlambat untuk menutup-nutupi sesuatu. Sudah terlambat pula bagi seorang guru untuk mengancam-ancam bahwa ia adalah seorang pewaris asli, dimana seorang murid harus tunduk di bawah ordinasinya saat ingin berlatih sebuah bentuk warisan metode meditasi tertentu. Tak ada gunanya menuduh pencuri pada para pejuang kebebasan sejati, karena kekuatan kosmis sekarang berfihak pada elemen-elemen gerakan opensource. Apa bedanya guru meditasi tersebut dengan pemilik copyright perusahaan multinasional yang membiayai AS dalam perang di Irak? Tak ada bedanya.
Kembali pada Api, Air, dan Garam. Anda duduklah di ruangan atau di mana saja. Dengan api besar, air segentong, dan garam segunung, atau cuma secuil kecil garam, setitik air, dengan pelita yang redup. Tak masalah. Inilah sebuah pemenuhan dari awal metode upacara. Dalam segala meditasi, maka anda akan menuju jalan upacara, jalan dimana anda akan kembali bermain-main seperti anak kecil. Dengan api, air, dan garam, maka anda sudah bisa memasak, mencuci muka, bermain dokter-dokteran, atau bermimpi menjadi seorang pilot. Itu sebuah alur pencerahan yang luarbiasa.
Mainkan ketiga bahan itu dengan sukaria. Pakailah api untuk membakar kayu dan kertas berisi permohonan anda. Buatlah api itu memanggil teman-teman kita para gaib pecinta kebebasan, dan buatlah jamuan dengan air dan garam, arak dan madu, daging dan segala macam makanan yang mengenyangkan. Buatlah hidup menjadi segar dengan tawa yang menggelegar dalam meditasi anda.
Dalam upacara tersebut, buatlah puisi, bayangkanlah kemenangan anda, dan pemenuhan segala proses mimpi anda, penghancuran musuh-musuh, dan permainan kanak-kanak seperti membuat bayang-bayang dari api, dan main-main air. Buatlah adonan, buatlah rankaian kosakata yang menuju pada realita impian, karena dengan impian, kita meuju ke arah alam bawahsadar yang sudah lama terlupa oleh kedewasaan yang menakutkan.
Apa fungsi lain dari ketiga benda tersebut? Api adalah untuk membakar karma dan fikiran buruk. Air adalah untuk menampung dan melarutkan segala kotoran fikiran dan karma buruk tersebut ke dalam dirinya, sementara garam akan menyerap segala kotoran tersebut dan menetralisirnya. Ketiga elemen terseut akan saling memperkuat dan melengkapi, meskipun cara meditasi dan fikiran dan batin anda sungguh amburadul. Jika ada minyak yang bisa diminum, arak yang membuat anda mabuk dan membuat anda merasa lebih lepas bebas dan memudahkan memasuki alam alfa, maka segiempat upacara akan menjadi sebuah bentuk labirin optimal, yang membuat pusat fokus kebebasan menjadi makin dekat dengan nurani anda berempat.
Setelah selesai bermeditasi dengan bantuan ketiga peralatan dan bahan tersebut, maka segera buanglah bahan-bahan itu ke sungai atau got yang jauh dari tempat tinggal anda. Pembungan ini akan mengkandaskan segala pengalam dan karma buruk anda ke dalam sebuah perjalanan jauh yang tak bisa mendeteksi keberadaan nasib anda kembali.
Ada sebuah hal yang luarbiasa saat anda berlatih meditasi dengan ketiga bahan tersebut. Jika anda jahat, dan berlatih meditasi dengannya, maka kejahatan anda akan hilang secara gradual. Hal ini karena segala elemen jahat dalam diri anda terserap secara pelan tetapi pasti. Tentu saja hal ini terjadi jika anda terus berlatih meditasi dengan ketiga bahan tersebut.
Kelemehan-kelemahan fisik, ketakutan, kecemasan, kemiskinan, penyakit, dan nasib buruk juga akan bisa hilang dengan pelan sejalan dengan semakin kerapnya anda berlatih meditasi upacara ini. Hal ini mengandaikan bahwa sebuah pola upacara dengan ketiga bahan dasar tersebut adalah sebuah keniscayaan bagi anda yang belum lengkap tanpa ketiganya. Dengan ketiganya anda akan menjadi empat. Menjadi benar-benar sempurna seperti alam bawah sadar alam semesta.
Apakah meditasi? Jawaban saya, adalah cerminan atau saudara kembar dari upacara. Cerminan dan kembaran dari Api, Garam, dan Air. Tentu saja ini adalah dalam sebuah mimpi, dan permainan saya. Arak adalah penyatu yang paling hebat. Ia adalah sensenyawa, enzim baku dalam praktek religius yoga merah hitam.
Jika anda ingin mengembangkan diri anda dalam sebuah latihan meditasi upacara yang lebih lengkap, maka anda bisa menambahkan berbagai hal dalam latihan tersebut. Anda bisa saja menambahkan barang-barang upacara, seperti koin sebanyak 4 atau 13 buah, kartu tarot remi atau domino, pisau, lonceng, minyak angin, balsem, tongkat sihir, korek kuping, akik, dan sebagainya.
Dalam pandangan yang sangat profan dan anti kesucian, yang seharusnya memang selalu dianut oleh para praktisi meditasi, tak ada pusaka. Upacaralah yang membuat seuatu piranti atau meditasi menjadi berdayaguna. Tak ada benda yang perlu suci, karena tanpa upacara maka benda keramat menjadi demikian berbahaya. Ia akan bisa menyerap kita dalam kekuatannya. Benda itu pun bisa didiami oleh mahluk halus yang sedang resah. Mahluk resah itulah yang perlu kita tolong dan lindungi, bukan justru kita yang merecoki dengan minta berlindung pada mereka. Apalagi dengan mengusir dan menangkap mereka seperti yang dilakukan para pemuru hantu.
Dengan pendayagunaan benda-benda tersebut melalui praktek meditasi upacara, maka anda akan terhindar dari lingkaran setan pewarisan, dimana anda harus menempatkan hirarki kesucian yang menjebak anda dalam kesombongan religius. Biarlah benda-benda menjadi tidak suci, dengan membawanya kesana-kemari, ke dapur, kamar mandi, atau bis kota. Sebaik-baik benda upacara adalah yang bisa dipakai tanpa kita disanka teroris atau penjahat saat memperlihatkannya di bis kota atau KRL.
Waktu upacara yang diperlukan adalah sekitar 15 menit hingga 1 jam di waktu siang atau malam, sebebas anda. Meditasilah dengan menyatukan diri anda dengan kesemua alat, manfaatkanlah secara optimal sesuai dengan naluri kanak-kanak anda. Tertawalah bergelak. Berlatihlah nafas dengan fokus di tempat anda merasa paling takut, marah, benci, khawatir, dengan mantra ciptaan anda sendiri, dengan kosakata dan arti yang anda kenal, yang membuat anda senang. Kata bebas adalah kata yang saya sarankan.
Gunakan pisau untuk membunuh musuh anda. Gunakan koin untuk membalik nasib buruk menjadi nasib baik. Gunakan tongkat sihir untuk merubah dunia sekeliling anda. Gunakanlah api untuk membakar harapan ke hadirat realitas yang akan mendatang. Bawalah air dan garam, untuk memuatkan nafsu anda dari alam alfa menuju segenap alam yang bergetar di relung kesadaran segala mahluk. Dengan permainan kanak-kanak ini, maka paternalisme akan terkalahkan. Fasisme akan ambruk. Memang segalanya harus berakhir dalam aliran impian.
Konfigurasi yang sering cocok untuk pelatihan meditasi dengan ketiga bahan tersebut adalah dengan memanfaatkan formasi 4, dimana segala sesuatu diatur dengan 4 ordinat yang lengkap. Tiga bahan pokok, menjadi empat dengan meditasi, dimana anda menjadi salah satu pojoknya. Dengannya, maka kekuatan dan kelemahan akan mencapai formasi yang sesuai. Dengannya, maka kesaktian akan hadir dalam upacara mendalam itu.
Apakah kesaktian ada dalam diri anda dengan adanya latihan meditasi beserta tiga bahan tersebut? Jawabannya adalah kesaktian itu ada dalam formasi tersebut, namun akan menginduksi diri anda. Maka upacara meditasi itu merupakan bentuk charge yang perlu dilakukan sesering mungkin. Dalam upacara tersebut, maka anda bisa melakukan banyak hal ajaib, termasuk merubah formasi dunia seisinya.
Pada akhirnya, api harus padam, air harus dibuang, dan garam disebar ke seluruh penjuru dunia yang tak terbatas. Dengan penghapusan realitas tiga tersebut, maka satu yang tertinggal akan mencari lagi 3 elemen sama yang baru, dan menjalankan rotasi meditasi upacara lagi. Dengan adanya itu, maka regulasi kejahatan dan kebajikan, kebenaran dan kebebasan, akan berjalan seperti adanya, dan karma akan menjadi takdir, dan takdir akan menjadi sesuatu yang bisa dirubah seperti anak-anak memainkan peran dokter-dokteran di saat ia masih kecil.
Tujuan adalah hampa. Proses adalah cermin dan saudara kembar dari formasi upacara tersebut. Dan diri kita sesungguhnya ada empat kesadaran. Tiga yang selalu berganti-ganti, dan hanya satu yang menetap, yaitu yang hidup dan tumbuh dan berubah.
Demikianlah. Selama anda masih mau menyaksikan dan mendengarkan.

16/07/2007 10:31:35

Tidak ada komentar:

SiteSearch Google

Google