Minggu, 25 November 2007

Wangi-wangian

Wangi-wangian merah hitam merupakan suatu upaya harmonis berhadapan dengan kehidupan. Kehidupan gaib sangat mempedulikan wangi-wangian. Wangi-wangian gaib terbagi menjadi dua. Gaib manusia-dewa, sangat menyenangi bau dupa dan bunga. Contoh dari wewangian dengan para manusia adalah dengan bau bunga melati, mawar, bau sandalwood, peppermint, dupa, ratus, dan parfum-parfum seperti Jlo, Issei Miyake, dsb.
Gaib dedemit menyukai wangi kemenyan, kesturi, misik. Hal itu akan memuat mereka yan sebenarnya sering merasa ketakutan digusur oleh manusia-manusia fundamentalis jahat menjadi tahu bahwa kita pun mau berteman dengan mereka. Kita tahu bahwa jika mereka diperlakukan baik, maka mereka pun akan bersikap baik kepada kita.
Dupa idealnya 3 lonjor atau tunggal. Sangatlah tidak ideal untuk melarutkan wewangian dalam air untuk pemanasan pelan. Untuk tungku pemanasan itu, disarankan tetap dalam kondisi aslinya. Untuk membakar kemenyan, disarankan kita lakukan di bawah pohon, batu, atau tempat dimana mahluk dedemit kita perkirakan tinggal. Katakan saat membakar, harapan agar mereka semua hidup berbahagia dan sejahtera.
Kenapa kita perlu bertemu kegaiban dengan wewangian? Karena kita adalah mahluk yang ingin tetap tersenyum saat berhubungan baik dengan mereka. Keharuman adalah bentuk senyum gaib itu. Melalui senyum kegaiban itu, maka pemeliharaan alam semesta menjadi lebih nyaman dilakukan. Hal itu sama halnya dengan perlu adanya persembahan makanan dan minuman, seperti buah, daging, tembakau, teh dan arak.
Oleh sebab itu sangatlah tabu dan merupakan hal jahat mengusir mahluk gaib dengan semena-mena, sekedar karena keyakinan keliru bahwa manusialah yang paling unggul tingkatannya dan pantas tinggal di suatu tempat. Hal ini adalah kejahatan genosida gaib yang patut dilawan. Itu adalah sebentuk rasisme yan tidak disadari dan difahami. Betapa jahatnya rasisme. Kita perlu berbuat baik pada semua mahluk gaib, karena dengan sikap baik, maka mereka pun akan bersikap baik dan membantu setiap kegiatan kita. Itulah hukum mutualisme. Tanpa adanya hubungan mutualisme antara manusia dengan mahluk gaib, maka yang ada adalah kegersangan jiwa dan ruanan, dan dengan pelan-pelan namun pasti karma buruk akan menghadang dan menerkam kita.

Tidak ada komentar:

SiteSearch Google

Google