Teh dari semesta
Siapa yang menyukai teh, teman,
Adalah mereka,
Yang menyadari tahap awal,
Dari kehebatan yoga merah hitam.
Itu adalah bibit,
Seperti bibit mangga dan bawang bombay,
Yang kering dan siap ditabur,
Di tanah yang gembur.
Oh,
Siramlah kekuatan dahsyat itu,
Dengan ludah dari lidah yang basah,
Ludah yang terlekati sari teh.
Dan tetap gemburkan,
Dengan energi dari segenggam kotoran teh.
Oh,
Taburkanlah di jalan-jalan,
Di kesepian dari semua yang bermula.
Dan nikmatilah sejumput teh,
Yang kita seduh dengan kehangatan air yang terbakar.
Demikianlah waktu berlalu,
Ke jagad-jagad yang baru,
Dan ingatan para alien,
Akan ganti menghormat,
Pada seduhan teh yang abadi ini.
Rabu, 22 Februari 2006
Minggu, 25 November 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar